Jumat, 26/09/2014 08:17 WIB
Liputan Khusus Big Is Beautiful
Intan Kemala Sari - wolipop
Dok. Thinkstock
Bagi Fahmia Badib, seorang penari perut profesional dengan bentuk tubuh plus size, salah satu sisi positif yang bisa didapatkan dengan memiliki tubuh besar adalah banyak diliput oleh media. Ia mengaku sering diwawancarai oleh televisi dan radio. Permintaan wawancara itu membuatnya populer dan semakin banyak mendapatkan tawaran tampil menari.
Bukan hanya itu saja, setiap selesai menari di atas panggung, banyak wanita-wanita yang menghampiri Mia, begitu Fahmia biasa disapa, untuk sekadar mengucapkan terima kasih karena telah memberikan inspirasi bagi mereka. "Banyak yang nyamperin aku dan bilang, aku yang badannya gendut aja bisa nari, mereka juga jadi termotivasi untuk bisa ikutan nari," ujarnya ketika berbincang dengan Wolipop di kediamannya kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (23/09/2014) .
Wanita 35 tahun ini juga berpikir, dengan bentuk tubuhnya yang sekarang ini, ia ingin bisa mengembangkan aspek-aspek lain yang ada di dalam dirinya. Aspek itu termasuk memiliki wawasan yang lebih luas, yang menurutnya memang wajib dimiliki siapapun termasuk para wanita bertubuh 'ekstra'.
"Jangan cuma penampilannya saja yang diandalkan, kita harus mengembangkan kepribadian kita. Pokoknya banyak aspek lain di diri kita yang bisa digali lagi," jelas Mia.
Senada dengan Mia, juara 1 Miss Big Indonesia 2014, Jelita Ramlan juga mengaku banyak hal-hal positif yang bisa didapat dengan memiliki tubuh besar. Dari sisi berperilaku misalnya, dia menjadi orang yang lebih ikhlas serta lapang dada. Berbeda dengan teman-temannya yang berusaha diet ketat dan memakai busana yang menutupi lengan, adik Olla Ramlan ini karena sudah ikhlas dengan bentuk tubuhnya, bersikap lebih cuek. Menurutnya, rasa percaya diri perlahan-lahan muncul ketika dia menerima bentuk tubuhnya yang berukuran ekstra.
Di balik hal positif yang dirasakan wanita bertubuh esktra ini, ada hal-hal kurang menyenangkan yang terkadang mereka alami. Seperti yang diungkap oleh Mia, media merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi. Sulit untuk mengubah pandangan orang-orang terhadap wanita bertubuh besar karena apa yang ditunjukkan melalui media malah mengajarkannya untuk membenci dan menyalahi dirinya sendiri. Tetapi perasaan seperti ini cepat-cepat ditangkisnya, ia berusaha untuk mengubah pola pikir bahwa wanita bertubuh gemuk juga sama saja layaknya wanita yang berbadan normal.
Sementara itu, Ririe Bogar selaku founder dari Miss Big Indonesia mengaku kerap mendapat cap kurang menyenangkan karena bentuk tubuhnya. Dia sering disebut pemalas dan mudah sakit. Padahal menurutnya, tidak semua wanita plus size seperti itu. "Kita gendut bukan berarti kita penyakitan dan pemalas. Malah banyak juga orang yang nggak besar tapi malah penyakitan. Itu sih balik lagi ke diri kita sendiri," tukasnya ketika diwawancara Wolipop di kawasan Woltermonginsidi, Jakarta Selatan, Senin (22/09/2014),.
(eny/aln)This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
26 Sep, 2014
-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656128/s/3ed6e9d4/l/0Lwolipop0Bdetik0N0Cread0C20A140C0A90C260C0A817240C270A17840C2340Csuka0Eduka0Ewanita0Ebertubuh0Eplus0Esize0Ejadi0Epopuler0Ehingga0Edicap0Epemalas/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
----------
Silahkan rekomendasikan artikel ini ke teman cantik Anda...
0 komentar:
Posting Komentar